Rabu, 21 Desember 2011

December Works Preview

Inventarisasi Lahan Tahun 2011

Inventarisasi adalah salah satu kegiatan penting dalam penentuan jatah tebang tahunan (AAC = Annual Allowable Cut) yang bertujuan untuk mengetahui potensi kayu yang terdapat dilahan milik anggota KAM KTI. Dalam kegiatan inventarisasi yang dilakukan setiap tahun ini dilakukan pengukuran terhadap semua jenis pohon yang terdapat di lahan anggota, terutama jenis kayu produktif seperti jenis Sengon, Balsa, Jabon, Gmelina, Anggrung, Waru, Mahoni dan Mindi serta tanaman jenis MPTS (multi purpose trees species) yang meliputi berbagai jenis tanaman buah-buahan seperti Durian, Apokat, Mangga, Manggis, Kelapa, Petai dan lain-lain yang hasilnya juga akan merubah komposisi jatah tebang pada tahun berikutnya.

Kegiatan inventarisasi ini dilakukan secara mandiri, biasanya melibatkan ketua kelompok dan petani pemilik lahan, dengan cara mengukur lingkar batang pohon setinggi dada orang dewasa (130cm dari permukaan tanah) dan melakukan penomoran serta penulisan lilit pada pohon tersebut menggunakan crayon. Hasil kegiatan inventarisasi ini selain digunakan untuk mengetahui potensi kayu dan pertumbuhan kayu yang terdapat dilahan anggota juga untuk mengetahui jumlah kebutuhan bibit yang akan ditanam pada kegiatan penanaman selanjutnya (apabila dijumpai populasi pohon di lahan milik anggota kurang dari 833 pohon/Ha).

Pembuatan Kompos

Untuk mendukung kegiatan penanaman pada musim tanam ini, KAM KTI juga memiliki salah satu program lain yaitu pelatihan pembuatan pupuk kompos. Pupuk kompos ini dibuat dengan pemanfaatan limbah pertanian yang banyak tersedia dan tidak dimanfaatkan di sekitar kita. Program pembuatan pupuk kompos ini selain bertujuan untuk penggunaan sendiri juga memberikan nilai tambah ekonomis bagi petani. Pupuk kompos berbahan dasar kotoran ternak, dedaunan, batang pisang, limbah gergajian kayu serta abu ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah dan baik bagi pertumbuhan tanaman.

Rabu, 30 November 2011

PT. KTI DAN KAM KTI RAIH TROPHY EMAS PRIMA WANA MITRA 2011

Prima Wana Mitra 2011

Pada hari Senin tanggal 28 November 2011 kemarin merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi PT. KTI dan KAM KTI karena pada hari itu kami menerima trophy emas Prima Wana Mitra 2011. Trophy tersebut diberikan kepada perusahaan/industri dan kelompok tani mitra binaan dalam mensukseskan program kemitraan hutan rakyat.

Dengan pemberian penghargaan ini diharapkan dapat membuat industri kehutanan lebih semangat dalam membangun kemitraan dengan masyarakat. Perusahaan perkayuan yang diharapkan menjalankan program hutan rakyat bukan hanya di jawa saja melainkan juga di luar jawa. Dengan menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam membangun hutan rakyat diharapkan dapat menambah kontribusi dalam agenda pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan.

Lalu apa manfaat pemberian penghargaan Prima Wana Mitra bagi PT. KTI ? Bagi PT. KTI apresiasi yang besar ini akan menjadi dasar yang kuat bahwa kemitraan yang kami jalin selama ini memang menjadi apa yang diharapkan oleh pemerintah utamanya dari Kementrian Kehutanan. Bagi PT. KTI sendiri program kemitraan hutan rakyat sudah dimulai sejak tahun 2001 dan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan atas pemakaian bahan baku yang selama ini diambil dari hutan alam, HTI dan hutan rakyat.

Lalu apa manfaat pemberian penghargaan Prima Wana Mitra bagi KAM KTI? Bagi KAM KTI pemberian penghargaan Prima Wana Mitra ini merupakan kebanggaan yang besar bagi management dan seluruh anggota KAM KTI, bahwa misi kemitraan hutan rakyat dengan "bapak angkat" telah berjalan dengan baik, telah menjalankan kelestarian produksi tanaman, turut serta dalam memperbaiki kualitas lingkungan sekitar dan memajukan kondisi sosial dan perekonomian masyarakat setempat. GO GREEN !.

Selasa, 25 Oktober 2011

Persiapan Penanaman MPTS

Jambu bijiSebentar lagi adalah musim hujan, seperti biasa pada umumnya petani kembali kesawah dan pemilik lahan kembali menanam apa saja di lahan mereka. Tidak terkecuali KAM KTI tahun ini akan melakukan penanaman berbagai jenis tanaman produksi, tanaman konservasi dan buah-buahan (MPTS).

Secara luas rencana tanaman tahun adalah seperti dalam tabel berikut:Jika tanaman produksi sudah umum dibuat oleh persemaian PT. KTI lalu tanaman buah apa saja yang sekarang dibuat untuk memenuhi kebutuhan KAM KTI yang 10.000?. Buah-buahan yang kita siapkan untuk keperluan MPTS adalah Durian, Pepaya, Jambu Biji, Sirsak, Mengkudu, Rambutan, Nangka dll.

durian
Seperti tanaman produksi, tanaman buah-buahan juga mempunyai standart tinggi 30 cm untuk siap ditanam di lahan. Target penanaman pada musim hujan tahun ini adalah bulan Desember, selain karena hujan belum normal pada bulan Nopember juga karena bibit belum sampai ketinggian 30 cm.
SirsakTujuan penanaman MTPS atau buah-buahan adalah untuk menjaga agar tanaman tersebut tidak ditebang untuk diambil kayunya melainkan untuk diambil hasil buahnya sehingga tanaman ini sebaiknya ditanam untuk penguat teras, batas lahan dan untuk tanaman di area lindung. Semoga tujuan KAM KTI untuk mempertahankan keragaman tanaman/biodiversity dan perbaikan lingkungan akan tetap terjaga.***

Rabu, 28 September 2011

Surveilance ke-2 oleh Soil Association Woodmark dan PT. MAL

Tanggal 19-24 September lalu telah dilakukan surveilance ke-2 mengenai sistem kerja di KAM KTI dan mengecek untuk perluasan area. Pada tahun ini Surveilance dari Soil Association Woodmark yang diwakili oleh Vanessa Linforth dari UK dan Tim Auditor dari PT. Mutu Agung Lestari (PT. MAL).

Pada prinsipnya pelaksanaan audit tidak akan lepas dari standart yang telah ditetapkan oleh FSC™ tinggal seberapa jauh ketaatan yang kita ikuti untuk melaksanakan prinsip-prinsip dan kriteria dari FSC™.

Secara umum audit dilakukan dibagi kedalam 2 bagian yaitu pengecekan dokumen baik yang ada di kantor KAM KTI maupun yang ada di kelompok (FK) dan juga pengecekan kesesuaian standart dengan observasi lapangan.

Selain melakukan penilaian terhadap lahan lama (tahun 2010) seluas 331,6 Ha tim audit juga melakukan pengecekan terhadap lahan baru (tahun 2011) seluas 672,95 Ha berupa peninjauan secara acak terhadap dokumen maupun kondisi lapangan. Beberapa daerah baru yang sebelumnya belum masuk anggota KAM KTI seperti Desa Plaosan dan Desa Krobungan menjadi perhatian kami karena ini merupakan pengalaman pertama bagi anggota baru. Auditor juga mewawancarai secara langsung beberapa pihak terkait (stakeholder) yaitu LSM, Dinas Kehutanan, BKSDA dan tokoh masyarakat.

Bukan hal yang mudah menghadapi penilaian ini, karena tentu banyak kendala dan rintangan yang kami hadapi. Namun apapun hasilnya entah Major, Minor atau Recommendation yang jelas bagi kami adalah usaha yang maksimal agar sertifikat FSC™ yang telah kita peroleh dengan susah payah akan tetap dapat kita pegang dan TETAP SEMANGAT! ***

Selasa, 23 Agustus 2011

EKSPANSI KAM KTI TERMUAT DI JAWA POS

Pada hari Jumat tanggal 19 Agustus 2011 KAM KTI telah mempublikasikan rencana perluasan lahan kerja hingga 1.004,55 ha di harian pagi Radar Kraksaan Jawa Pos Group halaman 41. Informasi yang dimuat adalah merupakan isi dari Public Summary yang telah kita buat dalam Management Plan. Berikut ini adalah potongan berita dari koran tersebut :

Perluasan KAM KTI

Selasa, 05 Juli 2011

BERTAMBAH LUAS BERARTI BERTAMBAH KAPASITAS


Penambahan Luas
Setelah sukses menambah area konsesi dari 152.60 ha menjadi 331.60 ha, sekarang KAM KTI sedang mempersiapkan perluasan area kerja 1.004,55 ha. Dari luas lahan tersebut tersebar di 1.811 lokasi dan terdiri dari 1.296 orang anggota.
Dari segi batas administratif lahan KAM KTI terbagi di 3 Kecamatan dan 21 Desa, yaitu Kec. Krucil (Kertosuko, Krobungan, Betek, Wedusan, Tambelang, Roto, Sumberduren, Krucil, Plaosan, Bremi dan Guyangan); Kec. Tiris (Tiris, Pedagangan, Pesawahan, Racek ,Tlogoargo, Ranugedang, Segaran Andungbiru dan Andungsari) dan Kec. Maron (Brabe dan Sumberdawe).
Meskipun luas lahan bertambah tetapi KAM KTI tetap mempertahankan jumlah kelompok 30 Forum Komunikasi (FK) di bawah 6 Korwil blok. Hal ini dimaksudkan selain memudahkan pengontrolan juga dapat menghemat biaya pembentukan kelompok baru.
Penambahan Kapasitas
Penambahan luas identik dengan penambahan kapasitas produksi. Dengan luas 331.60 ha KAM KTI telah membuat perencanaan kapasitas produksi rata-rata 7.825 m3/th, sedangkan untuk luas 1.004,55 ha direncanakan akan bertambah menjadi rata-rata 19,509.75 m3/th. Rencana tebang selama 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata
JTT (m3)
17,551.37
18,008.89
19,320.21
20,125.20
22,543.11
19,509.75

Jenis tanaman yang ada di KAM KTI ada 7 jenis yaitu: Sengon, Balsa, Mahoni, Mindi, Gmelina, Jabon, Waru dan Anggrung. Dari hasil penebangan pohon tersebut maka KAM KTI berhak untuk menjual produk kayu, log atau RST dengan sebutan Sengon FSC&#8482, Balsa FSC&#8482, Mahoni FSC&#8482, Mindi FSC&#8482, Gmelina FSC&#8482, Jabon FSC&#8482, Waru FSC&#8482 dan Anggrung FSC&#8482. Dengan begitu maka setiap dokumen kayu yang menyertai proses pengiriman akan diberi stempel "FSC Certified Code: SA-FM/COC-002083".
Kawasan Konservasi
Selain dari segi produksi, KAM KTI juga memperhatikan segi konservasi sebagai salah satu syarat kebutuhan kawasan konservasi minimum sebanyak 5% untuk area konservasi dan 5% area lindung dari luas total lahan konsesi 1.004,55 ha. Dari hasil pemilihan dan penghitungan telah diperoleh luas area lindung adalah seluas 51.88 ha (5,16%) sedangkan area konservasi seluas 60.53 (6,03%).
Identifikasi Flora Fauna dan HCVF di Lahan Anggota
Satu lagi kriteria yang wajib dipenuhi oleh KAM KTI adalah identifikasi keberadaan flora dan fauna yang dilindungi dan area hutan yang mempunyai nilai konservasi tinggi (HCVF=High Conservation Value Forest). Sejauh ini identifikasi masih dalam proses pengumpulan data dan konsultasi publik kepada stakeholder KAM KTI untuk memastikan bahwa apa yang kita temukan nantinya akan menjadi kawasan perlindungan satwa langka dan HCVF sesuai dengan Panduan NKT Indonesia versi 2, Juni 2008. Hasil identifikasi sementara adalah 352 lokasi HCVF terdiri dari 28 lokasi lama dan 324 lokasi baru yaitu Sumber air/sumur (kategori NKT 4.1), Tepi/sempadan sungai (NKT 4.2) dan Kuburan (NKT 6).
.

Jumat, 24 Juni 2011

AREA KONSERVASI DAN LINDUNG

Gambar 1. Lahan yang berbatasan langsung dengan sungai

Pemilihan area lindung dan konservasi merupakan salah satu syarat mutlak yang bertujuan untuk menjaga dan memperbaiki mutu lingkungan. Meskipun dengan luas yang porsinya cukup kecil yakni masing-masing area hanya 5% dari luas total area produksi tetapi keberadaannya cukup penting.


Gambar 2. Lahan yang curam rawan longsor

Area konservasi bertujuan untuk perlindungan lahan dari longsor dan terkikisnya permukaan lanah dari aliran air permukaan (run off). Sejak zaman dahulu masyarakat telah membuat sengkedan atau teras di lahan yang miring dengan berpedoman pada ketinggian lahan yang sama sesuai dengan garis konturnya. Umumnya mereka menanam tanaman yang bukan untuk tujuan produksi tetapi berupa Multi Purposes Tree species (MPTS) yaitu tanaman buah (apokat, manggis, durian), tanaman pakan ternak berkayu (Gliricideae), tanaman sayuran berkayu (petai, kemiri), kopi, cengkeh dan lain-lain sebagai Non Timber Forest Product (NTFP). Luas area konservasi dihitung berdasarkan ekuivalen dari data jumlah tanaman yang ada di teras dan di dalam lahan anggota dimana jumlah 2.500 pohon sama dengan luas 1 hektare.


Gambar 3. Tanaman Kemiri di lahan anggota

Area lindung bertujuan untuk pengawetan dan perlindungan sumberdaya alam air dan tanah (hidro-orologi). Pemilihan area lindung dikhususkan pada tepi lahan yang berbatasan langsung dengan sungai dan lahan yang curam yang terancam longsor. Tanaman yang ditanam di area lindung berupa tanaman berkayu yang berumur daur panjang, bukan berupa kayu produksi utama, tanaman buah-buahan dan mempunyai perakaran kuat misalnya bambu, mahoni dan aren. Luas area lindung dihitung berdasarkan panjang tepi lahan yang bersebelahan dengan sungai dan lahan curam yang dianggap rawan terjadi longsor. Panjang lintasan selanjutnya dikalikan dengan lebar lahan antara 5-10 meter, sehingga hasil kali tersebut setiap 10.000 m2 dihitung seluas 1 hektare.



Gambar 4. Tanaman buah Manggis sebagai salah satu MPTS

Hampir semua lahan di KAM KTI merupakan lahan miring karena memang seluruh lokasinya berada di perbukitan sekitar Gunung Argopuro. Dalam pemilihan area lindung seluas 52,45 ha tersebar dalam 332 lokasi seluruh Kecamatan Krucil dan Tiris Kabupaten Probolinggo.
Ada aspek-aspek yang cukup penting dalam menjaga kelesetarian, yaitu Aspek yang perlu dimonitor dalam pengelolaan hutan lestari FSC&#8482 yaitu monitoring produksi, lingkungan, dan sosial. Monitoring-monitoring ini terdokumentasikan dan dilakukan secara regular dan konsisten sesuai skala operasional hutan dan tertuang dalam lampiran SOP Monitoring (KAM/SOP/ECO/06).
Tugas dan tanggungjawab monitoring ditentukan sesuai wilayah dan tanggung jawab antara Unit Manjamen dan Group Manajemen dalam rangka mendapatkan hasil yang lebih baik.


Selasa, 01 Februari 2011

KAM KTI Berkunjung Ke Pabrik Pengolahan Kayu FSC™

Pada hari ini 40 orang dari KAM KTI berkunjung ke pabrik pengolahan plywood dan woodworking di PT. Kutai Timber Indonesia. Peserta terdiri dari 30 orang ketua kelompok dan 10 orang petugas. Tujuan kunjungan ini adalah ingin mengetahui proses produksi bagaimana kayu yang berlabel FSC™ dipisahkan dari kayu biasa. Dimulai dari sambutan Direktur Muda PT. KTI Bp. Sain Latief rombongan diterima di ruang rapim. Dalam sambutannya Bp. Sain Latief atas nama PT. KTI menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasamanya sehingga kayu FSC™ dari KAM KTI dapat dipasok sesuai rencana. Dalam rombongan itu hadir juga Habib Abdul Qodir Al Hamid selaku dewan pembina KAM KTI.

Pada saat ini luas total lahan yang dikelola KAM KTI adalah 331,60 ha dan target dalam tahun ini akan diperluas lagi menjadi 1.000 ha. Jatah tebang tahunan yang diijinkan saat ini adalah 7,825 m3/th dengan rencana perluasan area kelola diharapkan kayu yang bersertifikat FSC™ juga akan bertambah kapasitasnya.Rombongan selanjutnya berkeliling pabrik mulai dari rotari sampai finishing di pabrik plywood dan hasil produk woodworking yang memproduksi doorblank yang berlabel FSC™ yang siap diekspor. Peserta juga dijelaskan mengenai jenis-jenis kayu apa saja dan dipakai untuk apa kayu tersebut dihasilkan. Orientasi ini berakhir sampai dengan jam istirahat pabrik karena semua aktifitas kerja telah berhenti.Perjalanan selanjutnya adalah kunjungan ke lokasi persemaian di Desa Sepuh Gembol dimana bibit tanaman diproduksi. Bibit-bibit ini disemaikan dan siap ditanam oleh semua lahan anggota KAM KTI yang pohonnya telah ditebang. Dengan adanya penanaman kembali lahan yang telah ditebang di area kelola KAM KTI maka tujuan untuk mewujudkan sistem Sustainable Forest Management dapat dilaksanakan dengan baik. ***

Jumat, 14 Januari 2011

Area Expansion Approved!

Luas lahan baru KAM KTI yang diakui FSC™, info detail lihat di http://info.fsc.org

Tanggal 13 Januari 2011 merupakan hari yang KAM-KTI tunggu selama ini, dimana ada pemberitahuan resmi dari Soil Association Woodmark mengenai perluasan lahan baru. Dalam laporan tersebut ditulis bahwa hasil Surveilance 1 (S1) dan SLIMF area 331.60 ha telah di Checked by Emily Blackwell dan di-Approved by Nicholas Underhay.

Dengan demikian mulai tahun ini kapasitas produksi KAM-KTI telah dapat dinaikkan dari 3,207 m3/th menjadi 7,825 m3/th yang terbagi dalam 30 Forest Management Unit (FMU). Pada akhir tahun 2010 lalu KAM-KTI telah melakukan inventarisasi semua lahan anggota sehingga jatah tebang tahun 2011 masing-masing anggota maupun kelompok dapat diprediksi dengan cermat.

Bagaimana kami bisa melakukan perluasan dan melewati Surveilance-1?. Sebenarnya tidak ada yang istimewa, bagi kami mematuhi segala persyaratan, prosedur, aturan dan menjalankan kepatuhan terhadap 10 prinsip pokok FSC™ merupakan suatu kewajiban, sehingga semua CARs Major dan beberapa Minor serta Recommendation dapat segera di-Closed.

Kami tetap optimis untuk segera memperluas area kembali menjadi 1000 hektare. Ini bukan hanya angan-angan tetapi realisasi di lapangan akan segera kami wujudkan. Suatu saat jika ini telah berhasil maka akan kami buat lagi KAM-KTI - KAM-KTI berikutnya di tempat
yang lain.