Langsung ke konten utama

BERTAMBAH LUAS BERARTI BERTAMBAH KAPASITAS


Penambahan Luas
Setelah sukses menambah area konsesi dari 152.60 ha menjadi 331.60 ha, sekarang KAM KTI sedang mempersiapkan perluasan area kerja 1.004,55 ha. Dari luas lahan tersebut tersebar di 1.811 lokasi dan terdiri dari 1.296 orang anggota.
Dari segi batas administratif lahan KAM KTI terbagi di 3 Kecamatan dan 21 Desa, yaitu Kec. Krucil (Kertosuko, Krobungan, Betek, Wedusan, Tambelang, Roto, Sumberduren, Krucil, Plaosan, Bremi dan Guyangan); Kec. Tiris (Tiris, Pedagangan, Pesawahan, Racek ,Tlogoargo, Ranugedang, Segaran Andungbiru dan Andungsari) dan Kec. Maron (Brabe dan Sumberdawe).
Meskipun luas lahan bertambah tetapi KAM KTI tetap mempertahankan jumlah kelompok 30 Forum Komunikasi (FK) di bawah 6 Korwil blok. Hal ini dimaksudkan selain memudahkan pengontrolan juga dapat menghemat biaya pembentukan kelompok baru.
Penambahan Kapasitas
Penambahan luas identik dengan penambahan kapasitas produksi. Dengan luas 331.60 ha KAM KTI telah membuat perencanaan kapasitas produksi rata-rata 7.825 m3/th, sedangkan untuk luas 1.004,55 ha direncanakan akan bertambah menjadi rata-rata 19,509.75 m3/th. Rencana tebang selama 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata
JTT (m3)
17,551.37
18,008.89
19,320.21
20,125.20
22,543.11
19,509.75

Jenis tanaman yang ada di KAM KTI ada 7 jenis yaitu: Sengon, Balsa, Mahoni, Mindi, Gmelina, Jabon, Waru dan Anggrung. Dari hasil penebangan pohon tersebut maka KAM KTI berhak untuk menjual produk kayu, log atau RST dengan sebutan Sengon FSC&#8482, Balsa FSC&#8482, Mahoni FSC&#8482, Mindi FSC&#8482, Gmelina FSC&#8482, Jabon FSC&#8482, Waru FSC&#8482 dan Anggrung FSC&#8482. Dengan begitu maka setiap dokumen kayu yang menyertai proses pengiriman akan diberi stempel "FSC Certified Code: SA-FM/COC-002083".
Kawasan Konservasi
Selain dari segi produksi, KAM KTI juga memperhatikan segi konservasi sebagai salah satu syarat kebutuhan kawasan konservasi minimum sebanyak 5% untuk area konservasi dan 5% area lindung dari luas total lahan konsesi 1.004,55 ha. Dari hasil pemilihan dan penghitungan telah diperoleh luas area lindung adalah seluas 51.88 ha (5,16%) sedangkan area konservasi seluas 60.53 (6,03%).
Identifikasi Flora Fauna dan HCVF di Lahan Anggota
Satu lagi kriteria yang wajib dipenuhi oleh KAM KTI adalah identifikasi keberadaan flora dan fauna yang dilindungi dan area hutan yang mempunyai nilai konservasi tinggi (HCVF=High Conservation Value Forest). Sejauh ini identifikasi masih dalam proses pengumpulan data dan konsultasi publik kepada stakeholder KAM KTI untuk memastikan bahwa apa yang kita temukan nantinya akan menjadi kawasan perlindungan satwa langka dan HCVF sesuai dengan Panduan NKT Indonesia versi 2, Juni 2008. Hasil identifikasi sementara adalah 352 lokasi HCVF terdiri dari 28 lokasi lama dan 324 lokasi baru yaitu Sumber air/sumur (kategori NKT 4.1), Tepi/sempadan sungai (NKT 4.2) dan Kuburan (NKT 6).
.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapuk Hutan (Bombax ceiba L.)

Gambar pohon Kapuk Hutan di Sengkaling Malang Jawa Timur Sinonim : Bombax malabaricum DC., Gossampinus heptaphylla BAKH, Salmalia malabarica (DC) Schott & Endl. Nama Lain : Cottonwood (perdagangan), Kapuk hutan (Indonesia), Randu agung (Jawa). Penyebaran : Dari Pakistan dan India kemudian Myanmar, Indochina, China, Taiwan, Thailand, Jawa, Kalimantan (Sabah), Philipina, Sulawesi, Maluku, Papua dan Australia bagian Utara. Batang besar tergolong raksasa rimba dengan tinggi sampai 45 m dan besar batang 4 meter dengan banir-banir lebar dan alur-alur menaik tinggi, selain itu batangnya tegap bagaikan tiang dan bertajuk jarang yang terbentang agak tinggi. Di Jawa tumbuh dibawah ketinggian 900 mdpl. Menurut Ny. Kloppenburg cairan yang keluar dari akar-akar setelah diiris sebelum matahari terbit dapat dipakai sebagai obat minuman untuk sariawan dan seduhan dari kulit akarnya yang dimemarkan itu diminum untuk meredakan rasa panas dalam daerah lambung. Penggunaan : Kapuk tergolong...

PELATIHAN K3 DAN PEMAKAIAN APD BAGI PEKERJA PERSEMAIAN KAM KTI

Persemaian ( nursery ) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari penanaman hutan sehingga persemaian memegang peranan sangat penting dan merupakan kunci utama dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut sebaiknya disemaikan terlebih dulu. Pemilihan Lokasi Persemaian Keberhasilan persemaian benih ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persem...

Tanaman KSU Alas Mandiri KTI sudah bersertifikat FSC™!

Sejak pertama kali dibentuk pada tahun 2007 silam akhirnya KSU Alas Mandiri KTI berhasil mendapatkan sertifikat FSC™   dari Soil Association Woodmark Inggris pada tanggal 22 November 2008 dengan kode registrasi SA-FM/COC-002083 (cek di http://info.fsc.org/ ). Artinya bahwa KAM KTI telah memenuhi 10 prinsip dan kriteria pokok FSC™ untuk mendapatkan sertifikat ini. Bukannya tanpa alasan kenapa kami membanggakan diri, karena memang tidaklah mudah untuk mendapatkan sertifikat ini dengan skema FSC™ yang berbasis hutan masyarakat. Menurut pengalaman kami selama proses penilaian tidaklah semudah yang dibayangkan yang hanya memenuhi 10 prinsip dari FSC™ karena setelah ditelusuri lebih detail mungkin lebih dari 50 aturan, syarat dan ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah lokal maupun pemerintah pusat. Pada awal pengajuan sertifikasi KSU Alas Mandiri KTI mempunyai luas lahan 152,60 ha dengan anggota sebanyak 265 orang yang tersebar di 10 desa dan 2 kecamatan di Kabupaten Proboli...