Selasa, 29 September 2015

PENANGANAN KECELAKAAN KERJA




Segala jenis kegiatan/operasional di lapangan memiliki resiko terjadi kecelakaan kerja. Sebagai tindakan antisipasi, semua pekerja yang melakukan kegiatan pengelolaan hutan KAM KTI diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri. Beberapa jenis kegiatan yang rawan kecelakaan antara lain :

1.       Penebangan dan penjarangan

Resiko terjadinya kecelakaan kerja pada kegiatan penebangan yaitu :
-     kaki luka terkena tunggak, gergaji atau 
     kapak diantisipasi dengan penggunaan 
     sepatu/boot

-     tangan terluka terkena kayu, gergaji dll
     diantisipasi dengan menggunakan sarung
     tangan
-  kepala luka tertimpa kayu diantisipasi
     dengan  menggunakan helm kerja
-   mata kemasukan serbuk/debu diantisipasi
     dengan menggunakan kacamata/goggle
-    pendengaran terganggu karena
     penggunaan  gergaji mesin dapat
     diantisipasi dengan penggunaan earplug.

2.       Penanaman
Resiko pada kegiatan ini seperti kaki yang luka terkena cangkul, diantisipasi dengan penggunaan sepatu/boot
3.       Mobilitas pekerja menggunakan motor
Resiko terjadi kecelakaan cukup besar. Selain mengatur kecepatan kendaraan, kelengkapan motor seperti rem, spion & kondisi ban harus dicek, dan wajib menggunakan helm.

Apabila terjadi kecelakaan kerja, sebagai tindakan pertolongan pertama, KAM KTI telah menyediakan kotak P3K yang tersedia di kantor/rumah FK. Namun resiko terjadinya kecelakaan umumnya berada kegiatan di lahan anggota yang lokasinya cukup jauh dari kantor/rumah FK. Untuk itu kami juga menyediakan tas/kotak perlengkapan P3K mini yang bisa dibawa ke lahan sebagai antisipasi apabila terjadi kecelakaan ringan. Namun apabila kecelakaan yang terjadi cukup berat, maka korban akan segera dirujuk ke puskesmas/balai kesehatan terdekat untuk penanganan medis lebih lanjut.

Salah satu sosialisasi penggunaan tas/kotak perlengkapan P3K mini pada aktivitas lapangan dilakukan di Kelompok R yang berlokasi di Desa Racek, pada kegiatan penebangan pada tanggal 28 September 2015.

S A F E T Y   F I R S T !!

Sabtu, 15 Agustus 2015

Pelatihan pengendalian Hama & Penyakit Tanaman (HPT)



Salah satu factor yang mengurangi keberhasilan penanaman adalah adanya hama dan penyakit pada tanaman. Secara umum perbedaan antara hama dan penyakit adalah :
-          Hama : adalah semua binatang yang menimbulkan kerugian pada tanaman dan hasilnya. Misalnya serangga, ulat, kumbang, bajing, tikus, celeng, dan lain-lain, sedangkan
-     Penyakit : adalah organisme/mahluk tidak terlihat (kasat mata) yang serangannya menimbulkan gejala kerusakan secara fisik pada tanaman. Misalnya jamur, virus, bakteri, cacing, dan lain-lain.

Beberapa jenis hama yang umumnya menyerang tanaman sengon adalah hama penggerek batang (Xystrocera frestiva)yang menyerang batang pohon, uret/ancrok yaitu jenis (Leucopholia rorida, (Lepidiota stigma) & (Holotrichia helleri) yang menyerang bagian akar, dan penggerek bubuk Xyleborus morigerus) & (Xyleborus formicatus) yang menyerang akar, batang & ranting tanaman. Sedangkan jenis penyakit yang banyak menyerang tanaman sengon antara lain :  Karat Puru / Rust Gall (Uromycladium tepperianum) yang menyerang daun, ranting,cabang maupun batang tanaman, penyakit  Busuk Akar (Lasiodiplodia sp), Busuk Batang (Corticium salmonicolor) dan Embun Tepung (Oidium sp)yang menyerang daun.

Kecenderungan petani untuk menanam satu jenis tanaman saja terutama sengon di lahannya/monokultur  menyebabkan semakin banyaknya jenis dan kecepatan penyebaran  hama dan penyakit tanaman (hpt) di lahan milik petani. Hal ini membutuhkan perhatian khusus dalam upaya pengendalian hpt.  Penggunaan pola tanam multikultur akan mengurangi intensitas penyebaran antar tanaman & antar lokasi. Aplikasi 3M (memangkas, memotong & menimbun) banyak digunakan untuk mengendalikan penyakit antar tanaman. Selain itu penggunaan bahan pestisida organik  juga cukup membantu dalam mengendalian hama dan penyakit pada tanaman kayu.



Pada kegiatan pelatihan pengendalian hpt yang dilaksanakan pada 12 Agustus  2015, KAM KTI melakukan uji coba pengendalian hpt dengan pestisida alami/menggunakan bahan organik yang dibuat dari ekstrak  umbi-umbian, bawang putih & air kapur, dengan cara menyemprotkan campuran ekstrak umbi-umbian tersebut pada bagian tanaman yang terserang penyakit.  Besar harapan kami agar cara ini cukup efektif untuk membasmi hpt yang banyak menyerang tanaman kayu.

Sabtu, 01 Agustus 2015

WASPADA API!!!






Lahan anggota yang termasuk dalam kawasan hutan rakyat KAM KTI umumnya berada dekat dengan areal pemukiman, dan kita wajib mencegah agar tidak terjadi kebakaran hutan yang menimbulkan dampak merugikan bagi lingkungan sekitar. Tindakan pencegahan antara lain dengan menjauhkan sumber api yang dapat menimbulkan kebakaran hutan, misalnya :
1.       Larangan membuka lahan dengan cara membakar
2.       Apabila membuat api di  lahan, harus diawasi hingga api padam
3.      Meminimalisir sisa penebangan & dedaunan kering di lahan
4.      Larangan membuang puntung rokok yang masih menyala di kawasan hutan




Melalui kegiatan pelatihan pengendalian kebakaran, anggota KAM KTI dan masyarakat  sekitar diberikan tambahan pengetahuan mengenai bahaya api, tata cara penanganan dan pengendalian apabila terjadi kebakaran di kawasan lahan/hutan sehingga tidak meluas dan menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat dan lingkungan. Tindakan pencegahan meluasnya kebakaran diantaranya dengan pembuatan sekat bakar dan tandon air, pengawasan/patroli di lokasi yang rawan kebakaran yang juga melibatkan masyarakat sekitar sehingga terjadinya kebakaran dapat dideteksi sedini mungkin serta pengadaan alat-alat pemadam kebakaran. Dalam pelatihan ini diajarkan cara pemadaman api yang harus searah mata angin, baik pemadaman api secara manual (menggunakan gepyok, air atau goni basah) dan penggunaan APAR (alat pemadam api ringan).



Dari kegiatan ini diharapkan anggota dan masyarakat sekitar akan terus berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan, semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran, dan mengembalikan fungsi kawasan hutan sebagai penghasil oksigen bukan produksi kabut asap yang membahayakan kesehatan…