Kamis, 09 Desember 2010

Prospek Tanaman Jabon

Tanaman Jabon di lahan milik rakyat

Tanaman Jabon merupakan salah satu jenis tanaman cepat tumbuh besar (fast growing species). Nama Ilmiahnya adalah Anthocephalus chinensis (Lamk), Anthocephalus cadamba Miq sedangkan nama lokalnya adalah Jabon, Kelampeyan, Kelampaian, Kelampayan dan Samama. Daerah penyebaran meliputi seluruh Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Seluruh Sulawesi, NTB dan Irian Jaya.
Tinggi pohon Jabon mencapai 45 m, bebas cabang 30 m, diameter sampai 160 cm, batang lurus silindris, tajuk tinggi dan cabang mendatar, tinggi banir sampai 1,5 m, kulit luar warna kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur dangkal. Umumnya tumbuh di tanah aluvial lembab dipinggir sungai, peralihan rawa dan tanah kering kadang tergenang air, hidup baik di tanah liat, lempung podsolik coklat, tanah tuf halus atau lempung. Jenis ini perlu iklim basah hingga kemarau, curah hujan A-D, dataran rendah sampai 1000 mdpl.
Warna kayu teras berwarna putih semu kuning muda, lambat laun menjadi kuning semu gading, kayu gubal tak dapat dibedakan dari kayu teras sedangkan tekstur kayunya agak halus sampai agak kasar.
Jabon termasuk dalam kelas awet V, daya tahan terhadap rayap masuk kelas II, daya tahan terhadap jamur kelas IV-V.
Kegunaan Jabon bermacam-macam diantaranya Veneer kayu lapis, untuk korek api, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak, pulp, konstruksi darurat ringan, alat pertukangan dan perkakas rumah tangga.
Sejak tahun 2006 lalu budidaya tanaman Jabon sudah mulai dikembangkan. Hal ini dipercepat oleh penyampaian media informasi sampai kepada masyarakat oleh petugas PPL, dinas terkait, informasi pembibitan, televisi, koran, tabloid dan majalah pertanian dan kehutanan.
Di daerah kecamatan Krucil dan Tiris sendiri mulai dikenalkan oleh PT. KTI sejak 2007 dan saat ini tanaman Jabon sudah tersebar seperti layaknya pohon Sengon. Syukur alhamdulillah bahwa tanaman Jabon sudah terdaftar dalam tanaman yang ada di KAM KTI sebagai koperasi yang bersertifikat FSC&#8482. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tanaman Jabon merupakan salah satu jenis tanaman dengan prospek budidaya yang amat cerah.

Selasa, 16 November 2010

KAM KTI Menerima Penghargaan "PRIMA WANA MITRA" 2010


Tanggal 15 Nopember 2010 kemarin KAM KTI berhasil mendapatkan penghargaan berupa piala dan piagam PRIMA WANA MITRA. Penghargaan diberikan oleh Menteri Kehutanan Bp. Zulkifli Hasan SE. MM di Ruang Rimbawan II Gedung Manggala Wanabhakti Jakarta. Penghargaan untuk KAM KTI diterima oleh Ketua Koperasi Serba Usaha Alas Mandiri KTI Bp. Abdul Manap.
Penghargaan PRIMA WANA MITRA diberikan berdasarkan penilaian oleh tim penilai dari Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan kepada Industri Primer Hasil Hutan Inovatif Peduli Pengembangan Hutan Rakyat (IPHH-Inovatif PHR) dan Koperasi/Kelompok Tani Hutan Rakyat yang berprestasi dalam mendukung pengembangan hutan rakyat.
Dalam waktu yang bersamaan dengan penyerahan piala dan piagam tersebut diselenggarakan pula “Workshop Industri Kehutanan Berbasis Hutan Rakyat Tahun 2010”. Pada kesempatan itu KSU Alas Mandiri KTI diminta sebagai pembicara/narasumber pada workshop dengan topik “Respon Kelompok Tani Atas Kebijakan Pembangunan Hutan Rakyat dan Industri Kehutanan Berbasis Hutan Rakyat.
Dalam workshop tersebut wakil dari KAM KTI menyampaikan paparan singkat mengenai profil KAM KTI, latar belakang, peran, tanggapan dari anggota KAM KTI serta tantangan dan kendala KAM KTI dalam menjalankan pengelolaan hutan rakyat.
Sekedar informasi tambahan bahwa PT. KTI sendiri menerima kategori penghargaan EMAS sebagai Industri Primer Hasil Hutan dan satu lagi kelompok tani binaan PT. KTI di Lumajang yaitu Kelompok Tani Sucipto juga menerima penghargaan yang sama.

Kamis, 04 November 2010

KAM KTI dan PT. KTI : Award 2010 untuk Probolinggo



Pada tanggal 19 Oktober 2010 termuat kabar di harian pagi Jawa Pos bahwa Kabupaten Probolinggo meraih Otonomi Award 2010 untuk kategori pengelolaan lingkungan hidup. Penghargaan ini diperoleh Kabupaten Probolinggo selama 2 tahun berturut-turut. Di halaman 3 disebut bahwa KSU Alas Mandiri KTI (KAM KTI) dan PT. KTI merupakan motor kemitraan dalam program penghijauan. Gambar yang dimuat adalah TPK tempat pengolahan kayu milik KSU Alas Mandiri KTI di Dusun Jranjang Desa Kertosuko Kecamatan Krucil.
Seperti yang telah dipaparkan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kapupaten Probolinggo bahwa air untuk semua dan semua untuk air. Air bermanfaat untuk masyarakat oleh karena itu sumber air harus dilestarikan.
Pemkab memfasilitasi pengembangan kemitraan penanaman hutan rakyat dilahan kritis. KAM KTI terutama menanam di Kec.Krucil dan Kec.Tiris sedangkan PT. KTI hampir ke semua kecamatan di Kab. Probolinggo yaitu: Gading, Krucil, Tiris, Maron, Sumber, Sukapura, Lumbang, Kraksaan, Pakuniran, Wonomerto, Bantaran dan Kuripan.
Upaya pelestarian juga dilakukan dengan pembebasan lahan sekitar sumber air yang penting. Hingga tahun 2009, pemkab telah membebaskan setengah keliling lahan Danau Segaran di Kecamatan Tiris seluas 16.115 m2, mata air Sumber Kedawung di Desa Sumber Kedawung Kecamatan Kuripan. Guna mendukung program tersebut Pemkab membagikan bibit tanaman produktif kepada masyarakat disekitar area konservasi.
Langkah kedua yang ditempuh Pemkab adalah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) terkait dengan perlindungan air yaitu Perda No. 13 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Air Bawah Tanah (ABT) dan Air Permukaan (AP). Perda lainnya adalah Perda No. 7 tahun 2002 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Retribusi dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini mewajibkan setiap usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke badan air harus mendapat izin dengan syarat-syarat tertentu, diantaranya membuat instalasi pengolahan limbah dan mengolah air limbah sehingga sesuai dengan baku mutu lingkungan.
Penegakan dari Peraturan daerah itu Bupati menerbitkan instruksi No. 02/2001 tentang Prosedur Penanganan Laporan Pengaduan Terjadinya Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup.
Dua langkah pelestarian dan perlindungan itu layak menjadi contoh di tengah praktek eksploitasi air di banyak daerah. Pemkab dan masyarakat Probolinggo telah mendapat banyak manfaat dari upaya-upaya tersebut. Termasuk daerah lain yang memanfaatkan sumber air dari wilayah Kabupaten Probolinggo (Sumber: Jawa Pos).

Selasa, 19 Oktober 2010

Rencana Kelola Hutan Lestari KAM KTI

Kapasitas Produksi dan Rencana Tebangan Sengon

Sistem pengaturan tebang yang dipilih KAM KTI adalah sistem pengaturan hasil berdasar etat volume dan luas, artinya etat volume selalu dikontrol dengan etat luas. Pemilihan ini lebih berwawasan konservasi daripada produksi. Dari hasil inventarisasi hutan rakyat tahun 2007 tegakan rotasi pertama sebagai berikut :
Tahun Tebang
2008
2009
2010
2011
2012
Total
JTT/AAC (m3)
2,867
3,207
3,568
3,640
3,402
16,684
Kegiatan Penanaman
Pola tanam yang dilakukan pada prinsipnya mengikuti kondisi lahan. Akan tetapi Unit Manajemen membuat standar jarak tanam untuk tanaman pokok yaitu 6x2 m atau 833 pohon/hektar. Dengan jarak tanam tersebut diharapkan dibawah tegakan sengon masih bisa digunakan untuk tumpang sari tanaman pertanian/semusim selama 3 tahun untuk menambah penghasilan anggota. Hasil penanaman ini akan dijadikan dasar penebangan untuk rotasi berikutnya.
Dari hasil identifikasi dampak lingkungan dibuat rencana dan strategi untuk meminimalisasi dan meniadakan dampak tersebut. Strategi dalam pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
Pengelolaan areal konservasi dan lindung
Sasaran konservasi yang menjadi prioritas adalah (a) pengawetan tanah dan air, (b) menambah biodiversitas, (c) sebagai habitat bagi satwa. Untuk mencapai sasaran tersebut, direncanakan beberapa program, yaitu:
  • Penanaman tanaman tepi (border trees). Jenis tanaman tepi dipilih jenis kayu berdaur panjang minimal 15 tahun (jabon) yang berfungsi pengawetan tanah, batas lahan, habitat satwa khususnya burung, dan manfaat ekonomi lainnya
  • Penanaman tanaman teras dengan Gliricidae dengan tujuan mencegah erosi/longsor pada teras yang rawan longsor dan untu pakan ternak sehingga menjamin ketersediaan pakan bagi anggota pada musim kemarau.
  • Sistem silvikultur tebang pilih untuk areal miring
  • Sosialisasi kepada anggota tentang kelestarian lingkungan dan hewan yang dilindungi.
  • Memasang plang-plang bertema konservasi, misal larangan berburu, dilarang menebang tanaman konservasi, dsb.
Minimalisasi dampak lingkungan
Dari hasil identifikasi dampak lingkungan dibuat strategi minimalisasi dampak lingkungan pada setiap kegiatan operasional hutan yang berpotensi dampak. Strategi tersebut adalah:
  • Kegiatan penebangan sesuai arah tebang dalam SOP
  • Kegiatan penanaman
  • Kegiatan persemaian, tidak menggunakan pestisida yang dilarang. Kaleng bekas pestisida dibuang pada tempat khusus.
  • Perlindungan hutan
Monitoring Dampak Lingkungan dan HCVF
Pada areal kerja KAM KTI juga dilakukan monitoring secara reguler apakah ada perubahan lingkungan atau tidak. Setiap temuan/perubahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan komitmen KAM KTI terhadap lingkungan dicatat dalam form Monitoring Lingkungan dan form Monitoring HCVF.
Evaluasi Dampak Sosial Budaya
Dalam pengelolaan hutan lestari diperlukan pengelolaan dampak sosial budaya terlebih dalam konteks hutan rakyat yang dinamis. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi mengikuti SOP yang telah dibuat dan hasilnya dimasukkan dalam form monitoring. Dari hasil pengamatan kami bahwa sampai saat ini antusiasme masyarakat untuk menjadi anggota KAM KTI masih tinggi sehingga potensi pengembangan dan perluasan kapasitas produksi masih terbuka luas.

Kamis, 30 September 2010

Persiapan Inventarisasi Tanaman


Seperti yang telah direncanakan sebelumnya bahwa inventarisasi tanaman anggota KAM KTI dilakukan setiap tahun. Pada tahun ini rencananya akan dilaksanakan pada awal bulan Oktober dan akan berakhir pada bulan Desember 2010. Pelaksanaan inventarisasi ini meliputi seluruh tanaman anggota dengan berbagai jenis. Tanaman Sengon merupakan tanaman utama karena jumlahnya mayoritas, kemudian Mahoni, Mindi, Gmelina, tanaman lindung, tanaman konservasi, MPTS, NTFP dan lain-lain.
Dalam data keanggotaan KAM KTI jumlah lahan anggota adalah 765 lokasi dengan luas keseluruhan adalah 331,60 ha. Karena pelaksanaan inventarisasi ini adalah kegiatan tahunan maka sudah seharusnya setiap anggota kelompok dapat melaksanakan pengukuran dan penghitungan secara mandiri.

Hasil inventarisasi ditulis dalam form yang telah disediakan yang kemudian datanya direkap oleh petugas KAM KTI. Hasil rekapan selanjutnya dianalisa dan diolah untuk menentukan Annual Allowable Cut
(AAC) atau Jatah Tebang Tahunan (JTT) untuk tahun berikutnya di setiap anggota kelompok.
Dengan jumlah kelompok sebanyak 30 kelompok dan anggota 579 orang yang tersebar di 2 kecamatan maka target pelaksanaan inventarisasi akan selesai dalam waktu 3 bulan.
Kendala yang sering dihadapi dilapangan adalah saat hujan turun, karena semua aktifitas yang dilakukan dilapangan tidak dapat ditulis. Secara tidak langsung maka ini akan menghambat kelancaran pelaksanaan inventarisasi. ***

Jumat, 27 Agustus 2010

Kapuk Hutan (Bombax ceiba L.)



Gambar pohon Kapuk Hutan di Sengkaling Malang Jawa Timur
Sinonim : Bombax malabaricum DC., Gossampinus heptaphylla BAKH, Salmalia malabarica (DC) Schott & Endl. Nama Lain : Cottonwood (perdagangan), Kapuk hutan (Indonesia), Randu agung (Jawa). Penyebaran : Dari Pakistan dan India kemudian Myanmar, Indochina, China, Taiwan, Thailand, Jawa, Kalimantan (Sabah), Philipina, Sulawesi, Maluku, Papua dan Australia bagian Utara.
Batang besar tergolong raksasa rimba dengan tinggi sampai 45 m dan besar batang 4 meter dengan banir-banir lebar dan alur-alur menaik tinggi, selain itu batangnya tegap bagaikan tiang dan bertajuk jarang yang terbentang agak tinggi. Di Jawa tumbuh dibawah ketinggian 900 mdpl.
Menurut Ny. Kloppenburg cairan yang keluar dari akar-akar setelah diiris sebelum matahari terbit dapat dipakai sebagai obat minuman untuk sariawan dan seduhan dari kulit akarnya yang dimemarkan itu diminum untuk meredakan rasa panas dalam daerah lambung.
Penggunaan : Kapuk tergolong jenis kayu dengan grade rendah, dipakai untuk bahan packing, korek api (India), kotak korek api, core-veneer plywood (Papua Nugini), bahan bangunan sementara, alat musik, moulding, alat-alat rumah tangga, pelampung, mebel sederhana, bahan penyekat dan kano. Buah kapuk dipakai untuk bahan bantal dll, ditanam untuk tanaman hias, ditanam sekitar candi (Vietnam).

Di Jawa tumbuh di kuburan dianggap sakral. Getah yang keluar dari kulit batang dan akar dipakai untuk obat diare, disentri dan demam. Serat kayu untuk bahan pulp, minyak dari biji untuk sabun, bunganya direbus dan bisa dimakan. Daun dan tunas untuk pakan ternak.
Sifat Kayu : Kapuk mempunyai density 120-545 kg/m3 pada MC 15% dan specific gravity 0,228 gr/cm2. Kayu teras berwarna kekuning-kuningan. Jenis randu ini berbeda karakter dengan randu kapuk biasa. Dari informasi yang diperoleh bahwa meskipun kecepatan tumbuhnya sama tetapi kayu randu hutan lebih keras daripada randu biasa. Seperti umumnya randu memiliki akar banir yang kuat, bentuk batangnya lurus dengan tinggi 15-20 meter, kulit batang berduri, cabangnya kecil dan horizontal dan diameter mencapai 50 cm. ***

Senin, 23 Agustus 2010

TANAMAN SENGON TRANSGENIK

Membaca harian pagi Kompas tanggal 20 Agustus 2010 ada sebuah artikel menarik yaitu tentang Transformasi genetik tanaman Sengon. Artikel tersebut hasil penelitian oleh Enny Sudarmonowati seorang profesor riset dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Menurut Enny, bioteknologi transformasi genetik (transgenik) memungkinkan mempercepat pertumbuhan tanaman kehutanan dari puluhan tahun menjadi jauh lebih pendek untuk dipanen.

Dalam penelitiannya Enny menggunakan Sengon untuk uji coba. Prinsip dasar yang digunakan adalah hanya membutuhkan 2 gen yaitu gen Xyloglucanase dan gen Cellulase. Kedua gen tersebut berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan dan kandungan selulosa.
Dua gen tersebut diambil dari jenis pohon poplar dari Jepang sehingga penelitiannya bekerjasama dengan Universitas Kyoto. Sebenarnya untuk mendapatkan gen dari pohon yang mempunyai pertumbuhan cepat juga bisa didapatkan dari pohon yang ada di Indonesia.

Metode untuk insersi atau transfer gen Xyloglucanase dan Cellulose dengan cara membentuk pustaka Ribonucleic Acid (RNA) dari pohon sengon yang abnormal. Setelah kedua gen diperoleh dengan mencocokkan urutan basa gen kemudian dibiakkan lalu dipadukan dengan promotor serta gen penyeleksi dan diinsersikan kepada individu baru.

Proses insersi menggunakan bakteri Agrobacterium tumefaciens yang diperoleh dari bakteri gall. Proses insersi dengan cara mencelupkan tanaman hasil kultur jaringan kedalam larutan yang mengandung 2 gen tersebut secara bergantian.

Hal yang perlu diperhatikan adalah cara mendapatkan perbanyakan jenis dengan cepat dan masal. Caranya dengan membentuk kalus embriogenik yaitu metode kloning. Untuk aplikasi dilapangan yang jelas tidak mudah dan tidak murah karena ada beberapa perlakuan khusus. Selain itu harus menunggu regulasi keamanan hayati tanaman transgenik untuk kehutanan ini tidak untuk dimakan atau dikenakan di tubuh manusia sehingga semestinya bisa diterima, kata Enny.

Seandainya tanaman transgenik Sengon bisa diterima di masyarakat dan regulasi keamanan hayati dari pemerintah sudah dikeluarkan dan boleh dikembangkan atau dibudidayakan, bukankan selayaknya regulasi FSC&#8482 juga bisa untuk menerima sertifikasi Sengon transgenik di hutan rakyat?. ***

Kamis, 12 Agustus 2010

UPAYA MENYELESAIKAN CORRECTIVE ACTION REGISTER (CAR)

Himbauan larangan berburu satwa langka di lahan KAM KTI- FSC™

Sumur sebagai sumber air yang dipakai 20 KK yang ada lahan anggota

Akhir bulan Juli yang lalu kami menerima e-mail dari Soil Association Woodmark yang isinya memberitahukan laporan resmi hasil Surveillence pertama kami pada bulan Mei yang lalu. Memang isi beritanya cukup membuat kami terkejut dengan adanya temuan-temuan Recomemmendation-Minor dan bahkan Major, tapi hal ini adalah sebuah koreksi yang membuat kami harus menjalani prosedur dengan benar. Berikut ini adalah isi email dari Soil Association Woodmark :From: Alison Pilling [mailto:APilling@SoilAssociation.org] On Behalf Of WM
Sent: Wednesday, July 28, 2010 8:43 PM
To: suhardjono@kti.co.id

Subject: Fw: FINAL S1 report for KAM KTI: SA-FM/COC-002083 with 11 MAJOR conditions


Dear Suhardjono

Please find attached, the FINAL S1 report for KAM KTI. This report shows there are 11 MAJOR conditions which all need to be closed by 27th October 2010.

A new product schedule will be sent to you as there has been an additional species added (Trema orientale). Unfortunately, this species is not available from the FSC™ database at the moment, but we will ask them to include it as an option.

Best wishes


Alison Pilling
Woodmark Administrator
Soil Association Woodmark
South Plaza, Marlborough Street, Bristol, BS1 3NX, UK
Phone: +44 (0) 117 9142435 Fax: +44 (0) 117 314 5001
Web: www.soilassociation.org/woodmark

(See attached file: RT-FM-202-06 SLIMF cert report KTI Mandiri S1_FINAL_11CAR.xls)

Bagi kami ini adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi bahwa memang pengelolaan hutan berbasis hutan rakyat tidaklah mudah. Bisa dibayangkan bagaimana KAM KTI yang hanya mempunyai luas 331,60 ha ternyata tersebar di 2 kecamatan, 15 desa, 30 kelompok, 579 anggota dan 765 lahan.

Briefing tentang kebakaran hutan
Praktek pemakaian Alat Pemadam Api Ringan (APAR) untuk di kantor

Kami menyadari bahwa dengan segala keterbatasan kami harus siap menghadapi tantangan sehingga kami akan menjadi lebih baik dan bahkan HARUS YANG TERBAIK. Sejak tahun 2008 telah ditemukan 112 temuan yang harus kami lakukan tindakan koreksi dan sekarang hanya tinggal 11 Major saja. Dalam tempo 2 minggu setelah diumumkan lewat e-mail dan Report resmi di database FSC™(http://info.fsc.org klik “Report”) kami telah berhasil menyelesaikan semua CAR yang ada, bukan hanya Major saja tetapi juga Minor dan Recommendation.

Drum untuk penampungan limbah pestisida (B3)

Drum tempat penampungan bungkus pestisida siap dibagikan ke 30 kelompok

Perlu diketahui bahwa CAR yang muncul umumnya adalah kasus yang sama, maka jika salah satu saja yang diselesaikan akan dapat menyelesaikan CAR yang lain, sehingga kami dapat menyelesaikan CAR tersebut lebih cepat dan lebih mudah dari apa yang kami kira.

Penyusunan file-file untuk dokumen semua kelompok

Rak khusus yang dipakai untuk menyimpan dokumen di 30 kelompok

Sekarang tinggal kami diskusikan dengan tim sertifikasi dan semua berkas akan segera dikirim ke PT. Mutuagung Lestari untuk di-review. Setelah itu kami tinggal berusaha dan berdoa Insya Allah semua akan lancar seperti kami rencanakan. Tidak lupa kami berterima kasih kepada semua tim yang terlibat dalam penyelesaian tugas ini (Joko, Sansan, Edi, Yoyo, Dini, Ida, P. Kulsum, P. Gufron, P. Hos, P. Lutfi, P. Rofi’, Sulyadi, P. Agus selaku Kepala BU, P. Suhardjono selaku MR, P. Manap selaku Ketua Koperasi dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu).
Sepatu dan helm untuk keperluan safety
Kacamata, ear plug dan sarung tangan untuk perlengkapan safety

Kamis, 15 Juli 2010

Efektifitas Penggunaan Alat Pelindung Diri

Menurut sejarah Alat Pelindung Diri (APD) telah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Pada waktu itu APD dipakai oleh para tentara perang untuk melindungi diri dari senjata musuh. Seperti dikutip dari http://www.kaskus.us/ pada zaman dahulu terjadi peperangan antara pasukan Persia dan pasukan Yunani. Bagaimana mungkin ratusan ribu pasukan Persia dapat dikalahkan oleh 300 pasukan dari Yunani? Rahasianya adalah karena pasukan Yunani memakai Alat Pelindung Diri berupa baju perang yang disebut “zirah”.
Lain dulu lain sekarang, pemakaian APD sekarang lebih diwajibkan untuk melindungi pekerja dari kecelakaan kerja. Alat pelindung diri yang umum digunakan adalah sepatu boot, helm, kaos tangan, kacamata, masker, baju rompi reflektor/scotlight dan ear plug.
Dilihat dari fungsinya yang begitu penting ternyata tidak semua APD sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Sangatlah tidak mungkin jika seorang pegawai kantor harus memakai semua APD, begitu juga untuk seorang sopir mobil harus memakai helm. Maka dari itu pemakaian APD yang tepat adalah disesuaikan dengan jenis pekerjaannya misalnya pekerja proyek harus memakai sepatu boot dan helm, karyawan laboratorium memakai masker dan kaos tangan dll.

KAM KTI telah memenuhi standart keselamatan kerja dengan pemakaian APD yang disesuaikan dengan peruntukannya. Pada pekerjaan penebangan diwajibkan memakai sepatu boot, helm, ear plug dan kacamata. Tujuannya adalah sepatu boot untuk melindungi kaki dari duri, beling, digigit serangga, hewan melata atau terluka terkena peralatan kerja; kacamata melindungi mata dari debu serbuk gergaji, pecahan kayu dan lain-lain.

Pemakaian APD tidak selalu tepat dengan tujuan utama, misalnya pada proses pengangkutan log tebangan dengan cara manual yaitu membawa di kepala maka pemakaian helm akan membahayakan karena permukaan helm yang licin. Oleh karena itu pekerja yang membawa log biasanya menempatkan kain tebal yang dibebatkan dikepala sebagai pengganti helm.

Know safety – No injury, No safety – Know Injury (forum.detik.com). Berikut ini adalah alat-alat pelindung diri yang dipakai di KAM KTI dan cara pemakaiannya.


Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri

Cara pemakaian APD yang benar


Senin, 12 Juli 2010

KSU Alas Mandiri KTI Menambah Kapasistas Produk FSC™


Pada tanggal 21-26 Mei 2010 KSU Alas Mandiri KTI (KAM KTI) mengadakan penilaian sertifikasi tanaman FSC™ lagi. Tim auditor dari PT. Mutuagung Lestari (MAL) dan Soil Association Woodmark Inggris. Pada saat yang bersamaan hal ini merupakan proses pengajuan penambahan kapasitas produksi tanaman yang bersertifikat (lahan baru) dan audit lahan yang 2 tahun sebelumnya sudah tersertifikasi (lahan lama).
Seperti telah kami beritakan sebelumnya bahwa KAM KTI telah mendapatkan sertifikat FSC™ dengan luas lahan 152,60 ha yang meliputi 10 desa pada bulan Desember 2008 lalu. Pada saat ini KAM KTI mengajukan lahan baru dengan luas 179,00 ha meliputi 12 desa sehingga lahan totalnya adalah 331,60 ha yang tersebar di 15 desa di Kecamatan Krucil dan Tiris.


Proses penilaian dibagi menjadi 2 bagian yaitu kelengkapan administrasi dan dokumentasi kemudian pengecekan di lapangan. Proses penialain tentu saja rumit karena saling keterkaitan data. Pada intinya kriteria yang harus dipenuhi ada 3 pilar utama yaitu:
  1. Kelestarian produksi
  2. Kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat/anggota koperasi
  3. Kelestarian lingkungan
Mengelola hutan rakyat yang bersertifikasi jelas bukanlah pekerjaan mudah, dengan lahan petani yang kecil dan tersebar di 2 kecamatan yang letaknya berjauhan satu sama lain. Total anggota yang kini harus dikelola adalah 579 orang. Dengan lahan pegunungan yang semuanya merupakan lahan miring tentu aturan yang harus dipatuhi semakin banyak terkait dengan kelestarian lingkungan yang harus dijaga serta aturan-aturan dari pemerintah tang harus ditaati.
Selama proses penilaian berlangsung salah satu kendala yang umum ditemui adalah tidak cukupnya aturan dari pemerintah yang bisa dipakai untuk pedoman misalnya aturan surat penebangan, aturan Kawasan Perlindungan Setempat (KPS), aturan tebang di lahan miring dan database tanaman asli yang kurang memadai.
Mengenai pendataan lahan kami harus benar-benar akurat tidak asal-asalan, semua lahan harus di-tracking dengan alat GPS yang digambar dengan bantuan satelit jadi lahan KAM KTI bisa dilacak keberadaannya dari belahan bumi manapun dengan mengecek koordinatnya.


Tim auditor dari  Soil Association Woodmark adalah Emily Blackwell sedangkan dari PT. MAL yang menilai kali ini adalah Taufik Margani, Taryanto Wijayanto, Hermudananto dan Noki Purwaka.

Selasa, 06 Juli 2010

PUBLIC SUMMARY 03/PS/KAM-KTI/2009

1. Sekilas Tentang KAM KTI
Koperasi Alas Mandiri KTI (KAM KTI) adalah organisasi yang dibentuk petani di Kecamatan Krucil dan Tiris, Kab. Probolinggo dengan fasilitasi PT.KTI Probolinggo yang bertujuan membangun hutan rakyat lestari dan bersertifikat FSC™. Berdiri tanggal 8 Maret 2007 dengan Nomor Badan Hukum 518/BH/XVI.22/758/426.509/2007. Lokasi kantor di Desa Kertosuko, Kec. Krucil, Probolinggo, Jawa Timur. Tujuan sertifikasi hutan rakyat adalah mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari secara produksi, ekonomi, dan sosial.
2. Anggota, Lahan, dan Areal Kerja
Luas areal kerja 331,6 hektar, sebanyak 765 lahan milik 579 orang anggota. Areal tersebar di 15 Desa, yaitu Kec. Krucil meliputi Desa Bermi, Betek, Guyangan, Kertosuko, Krucil, Pedagangan, Pesawahan, Racek, Roto, Sumberduren, Tambelang sedangkan Kec. Tiris meliputi Desa Andungbiru, Andungsari, Bermi, Betek, Guyangan, Kertosuko, Krucil, Pedagangan, Pesawahan, Racek, Roto, Sumberduren, Tambelang, Tiris, Wedusan. Lahan anggota dibagi menjadi 30 kelompok, 13 Forum Komunikasi Desa, dan 6 Korwil blok.
3. Deskripsi Areal Kerja dan Sosial Budaya
Ketinggian rata-rata 600-700 mdpl dengan curah hujan 2297 mm/th. Jenis tanah andosol didominasi lempung dan debu. Areal kerja terletak di DAS Pekalen yang berasal dari hulu sungai di Krucil dan Tiris. Sebagian areal kerja 50% termasuk lahan dengan kemiringan lebih dari 20 derajat.
Kondisi sosial masyarakat Kecamatan Krucil & Tiris adalah masyarakat pegunungan dengan ketergantungan pada lahan. Tradisi masih dipegang erat dan pengaruh kyai (bindere) cukup menonjol dan tingkat pendidikan yang relatif rendah. Bahasa sehari-hari yang dipakai adalah bahasa Madura.
Masyarakat Krucil dan Tiris menggunakan lahan milik untuk menanam kayu, palawija, buah-buahan, kopi, dsb. Ketersediaan air cukup melimpah digunakan untuk pengairan, kebutuhan rumah tangga, dan sebagian kecil digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sistem pengairan untuk rumah tangga dilakukan secara swadaya masyarakat dengan membuat saluran air dari mata air terdekat.

4. Sistem Silvikultur
Jenis yang dipilih adalah sengon (Paraserianthes falcataria). Jenis pengaya yaitu Jabon (Anthocephlus cadamba), Balsa (Ochroma sp.), Waru Rangkang (Hibiscus similis), Gmelina (Gmelina arborea), Anggrung (Trema orientalis). Tanaman tepi digunakan jabon, tanaman teras digunakan Gliricidae, tanaman lindung di sempadan sungai digunakan bambu, kopi, dan buah-buahan.
Sistem penanaman tumpang sari dengan jarak tanam 6x2 m. Sistem silvikultur yaitu tebang pilih permudaan buatan.

5. Pengaturan Hasil Daur tebang sengon digunakan 5 tahun.
Riap diameter rata-rata 5 cm/tahun. Riap volume 0.08 m3/pohon/tahun. Etat volume sengon dari hasil inventarisasi untuk rotasi pertahun + 7.825 m3/tahun.
6. Konservasi SDH.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan, KAM KTI membuat program tanaman tepi, tanaman teras, dan tanaman lindung. Tanaman tepi ditanam pada tepi lahan (jenis jabon), tanaman teras ditanam pada teras/galeng (jenis gliricidae), tanaman lindung ditanam pada areal sempadan sungai (jenis bambu, kopi, dan buah-buahan).
7. Organisasi dan Pemberdayaan Kelompok
Setiap kelompok membentuk kepengurusan di tingkat kelompok yang terdiri dari bagian Teknis Operasional Hutan (penanaman, penjarangan, PAK, inventarisasi, dan KSDH), bagian Pemanenan dan Distribusi Hasil, dan bagian Pemberdayaan Masyarakat. Kelompok mengadakan system administrasi sederhana dan program kerja yang mengacu dari program KAM KTI. Pertemuan kelompok bersifat informal dan formal dengan fasilitasi KAM KTI. Pelatihan dilaksanakan sesuai keinginan anggota, meliputi pelatihan penanaman, penjarangan, penebangan, pupuk kompos, kubikasi pohon, GPS, dan K3. Diharapkan kelompok menjadi organisasi terkecil yang mandiri dalam Unit Manajemen.
8. Pembiayaan dan Pendapatan
KAM KTI menjalin kerjasama dengan PT.KTI sebagai pihak donor sekaligus buyer log dari KAM KTI. Sumber penerimaan KAM KTI selama proses sertifikasi dan proses menuju kemandirian adalah dari PT.KTI.Harga log bersertifikat adalah lebih mahal daripada harga pasaran dengan metode pengukuran volume secara lokal.
9. Proses Sertifikasi Hutan Lestari FSC™
Hasil Final Assesement telah mendapatkan sertifikat FSC™pada tanggal 22 Desember 2008 yang berlaku hingga 21 Desember 2013. Dengan kode regestrasi sertifikat SA-FM/COC-002083.
10. Proses audit tahunan pertama hutan lestari FSC™ dan ekspansi anggota baru
Proses audit tahunan pertama dan ekspansi anggota baru telah dilaksanakan pada tanggal 21 mei 2010 sampai dengan 26 mei 2010 yang dilakukan oleh tim dari Soil Association Woodmark dan PT. Mutu Agung Lestari, yaitu:
1. Emily Blackwell
2. Taufik Margani
3. Taryanto W.
4. Noki Purwaka
5. Hermudananto

Senin, 05 Juli 2010

Kampanyekan Hutan Rakyat

Menteri Kehutanan(Menhut) RI Zulkifli Hasan tanggal 5 Mei 2010 lalu berkunjung ke Probolinggo. Ia melihat-lihat hutan rakyat di dusun Jranjang, Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo dan bertandang ke PT Kutai Timber Indonesia (KTI) di kota Probolinggo.

Menhut pertamakali mengunjungi hutan rakyat milik anggota Koperasi Serba Usaha Alas Mandiri Kti (KAM KTI) di Krucil. Di situ Menhut ditemani wakil Bupati Probolinggo Salim Qurays, penasihat koperasi Habib Abdul Qodir Al Hamid, Ketua KAM KTI yang juga wakil DPRD Abdul Manap dan Kapolres Al Afriandi.

Menhut memuji terobosan hutan rakyat yang dikembangkan di Krucil. Sebab, hutan rakyat yang ditanami aneka jenis pohon seperti sengon dan balsa itu tak hanya berfungsi melestarikan lingkungan, tapi juga berpotensi meningkatkan ekonomi rakyat.

“Sekarang coba bayangkan, 1 Ha (hektare) berisi 500 sampai 700 batang. Perkiraannya 1 Ha sama dengan 200 kubik, kalau harganya Rp 400-Rp500 ribu, maka 1 Ha sudah dapat Rp 80 juta. Kalau tiap rakyat punya 5 Ha saja maka sudah punya ratusan juta saja.” kata menteri yang diberangkatkan PAN tersebut.

Namun untuk mengembangkan pohon seperti sengon dan balsa dibutuhkan kesabaran sebab baru bisa dipanen sekitar 5-6 tahun. Namun dalam jangka 1-4 tahun ladang untuk hutan rakyat tersebut masih bisa juga dimanfaatkan untuk tanaman lain seperti jagung, cabai, tomat dan tanaman pertanian lainnya.

Menhut menjelaskan diluar Jawa saat ini ada hutan tanam rakyat yang luasnya 5-15 Ha untuk setiap kelompok. “Kami juga ada program bibit untuk rakyat yang per desa dapat bantuan 50 juta bibit. Tahun ini ada 8 ribu desa yang dapat bantuan.” terang Menhut.

Bila suatu daerah sudah menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam hal pembibitan seperti yang sudah terjadi di Desa Kertosuko yang kerjasama dengan KTI (Kutai Timber Indonesia) pemerintah juga menyiapkan bantuan lain.

Yakni bantuan penanaman dan pemeliharaan tanaman tersebut. Caranya, tiap kelompok tani mengajukan permohonan bantuannya ke Dinas Kehutanan setempat. Tetapi bantuan ini terbatas. “Yang penting bantuannya tidak dikorupsi oleh pihak manapun,” tegasnya.

Menhut menjelaskan adanya hutan rakyat tersebut juga diharapkan mampu mengatasi masalah illegal logging. “Yang dimanfaatkan cukup hutan rakyat saja. Untuk hutan alam akan tetap dirawat itu untuk paru-paru dunia,” bebernya.

Di KTI Menhut bercerita, di Krucil sangat bagus dan luar biasa. Menurutnya, Indonesia patut bersyukur karena berada di garis khatulistiwsa. Karena bibit pohon sengon usia 6 tahun sudah bisa ditebang, coba kalau di Jepang, 6 bulan disana masih jadi bibit. Makanya mereka kesini,” cetusnya.

Tidak mudah membangkitkan kesadaran kepentingan lingkungan yang lestari. Kementerian Kehutanan punya program kebun bibit rakyat, kementerian akan memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat yang punya bibit. Setiap kelompok akan mendapat bantuan Rp 50 juta untuk proses penyemaiannya.

Program itu diadakan supaya masyarakat punya kesadaran tinggi. Hutan primer harus dilindungi. Kedepannya, diharapkan semua kebutuhan kayu di pulau Jawa bisa dipenuhi oleh Jawa, jadi tidak perlu mencari ke daerah lain sampai ke Kalimantan. Jika menngambil dipulau lain harganya lebih mahal, hutan rusak dan Indonesia menjadi perhatian dunia.

Sumber : Radar Bromo, 6 Mei 2010. Jawa Pos Group,www.jawapos.com/radar dan www.probolinggokab.go.id

Kamis, 01 Juli 2010

Tanaman KSU Alas Mandiri KTI sudah bersertifikat FSC™!

Sejak pertama kali dibentuk pada tahun 2007 silam akhirnya KSU Alas Mandiri KTI berhasil mendapatkan sertifikat FSC™  dari Soil Association Woodmark Inggris pada tanggal 22 November 2008 dengan kode registrasi SA-FM/COC-002083 (cek di http://info.fsc.org/). Artinya bahwa KAM KTI telah memenuhi 10 prinsip dan kriteria pokok FSC™ untuk mendapatkan sertifikat ini.


Bukannya tanpa alasan kenapa kami membanggakan diri, karena memang tidaklah mudah untuk mendapatkan sertifikat ini dengan skema FSC™ yang berbasis hutan masyarakat. Menurut pengalaman kami selama proses penilaian tidaklah semudah yang dibayangkan yang hanya memenuhi 10 prinsip dari FSC™ karena setelah ditelusuri lebih detail mungkin lebih dari 50 aturan, syarat dan ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah lokal maupun pemerintah pusat.

Pada awal pengajuan sertifikasi KSU Alas Mandiri KTI mempunyai luas lahan 152,60 ha dengan anggota sebanyak 265 orang yang tersebar di 10 desa dan 2 kecamatan di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Kenapa kami memilih Kecamatan Krucil dan Kecamatan Tiris untuk dikelola dalam suatu Forest Management Unit (FMU)? karena sejak 2002 kami telah merintis penanaman di 2 kecamatan tersebut. Sampai saat ini penanaman di daerah tersebut mencapai 3.000-an ha.

Adapun Visi KAM KTI adalah: Menciptakan dan mengelola hutan rakyat secara lestari dengan mematuhi semua peraturan perundangan yang berlaku serta pedoman FSC™ guna mensejahterakan anggota koperasi dan masyarakat sekitar.
Sedangkan Misi KAM KTI adalah: Mempunyai area kelola yang bersertifikat secara luas dan lestari; Menghormati norma masyarakat dan mematuhi semua peraturan perundangan yang berlaku serta semua prinsip, standar, dan kriteria FSC™ dalam pengelolaan hutan rakyat untuk jangka panjang; Ikut menjaga kelestarian lingkungan sekitar dan Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota.

Jenis tanaman apa saja yang terdaftar untuk produk FSC™? KSU Alas Mandiri KTI memiliki tanaman FSC™ dengan jenis-jenis sebagai berikut:
  1. Sengon Laut (Paraserianthes falcataria)
  2. Mahoni (Swietenia mahagony)
  3. Mindi (Melia azedarach)
  4. Balsa (Ochroma lagopus)
  5. Gmelina (Gmelina arborea)
  6. Jabon (Anthocepalus cadamba)
  7. Anggrung (Trema orientalis)
Lahan di Kecamatan Krucil dan Tiris adalah daerah pegunungan dengan ketinggian 800-1300 mdpl. Jumlah lahan yang disertifikasi adalah 352 lokasi di lahan milik masyarakat.