Langsung ke konten utama

Pelatihan pengendalian Hama & Penyakit Tanaman (HPT)



Salah satu factor yang mengurangi keberhasilan penanaman adalah adanya hama dan penyakit pada tanaman. Secara umum perbedaan antara hama dan penyakit adalah :
-          Hama : adalah semua binatang yang menimbulkan kerugian pada tanaman dan hasilnya. Misalnya serangga, ulat, kumbang, bajing, tikus, celeng, dan lain-lain, sedangkan
-     Penyakit : adalah organisme/mahluk tidak terlihat (kasat mata) yang serangannya menimbulkan gejala kerusakan secara fisik pada tanaman. Misalnya jamur, virus, bakteri, cacing, dan lain-lain.

Beberapa jenis hama yang umumnya menyerang tanaman sengon adalah hama penggerek batang (Xystrocera frestiva)yang menyerang batang pohon, uret/ancrok yaitu jenis (Leucopholia rorida, (Lepidiota stigma) & (Holotrichia helleri) yang menyerang bagian akar, dan penggerek bubuk Xyleborus morigerus) & (Xyleborus formicatus) yang menyerang akar, batang & ranting tanaman. Sedangkan jenis penyakit yang banyak menyerang tanaman sengon antara lain :  Karat Puru / Rust Gall (Uromycladium tepperianum) yang menyerang daun, ranting,cabang maupun batang tanaman, penyakit  Busuk Akar (Lasiodiplodia sp), Busuk Batang (Corticium salmonicolor) dan Embun Tepung (Oidium sp)yang menyerang daun.

Kecenderungan petani untuk menanam satu jenis tanaman saja terutama sengon di lahannya/monokultur  menyebabkan semakin banyaknya jenis dan kecepatan penyebaran  hama dan penyakit tanaman (hpt) di lahan milik petani. Hal ini membutuhkan perhatian khusus dalam upaya pengendalian hpt.  Penggunaan pola tanam multikultur akan mengurangi intensitas penyebaran antar tanaman & antar lokasi. Aplikasi 3M (memangkas, memotong & menimbun) banyak digunakan untuk mengendalikan penyakit antar tanaman. Selain itu penggunaan bahan pestisida organik  juga cukup membantu dalam mengendalian hama dan penyakit pada tanaman kayu.



Pada kegiatan pelatihan pengendalian hpt yang dilaksanakan pada 12 Agustus  2015, KAM KTI melakukan uji coba pengendalian hpt dengan pestisida alami/menggunakan bahan organik yang dibuat dari ekstrak  umbi-umbian, bawang putih & air kapur, dengan cara menyemprotkan campuran ekstrak umbi-umbian tersebut pada bagian tanaman yang terserang penyakit.  Besar harapan kami agar cara ini cukup efektif untuk membasmi hpt yang banyak menyerang tanaman kayu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapuk Hutan (Bombax ceiba L.)

Gambar pohon Kapuk Hutan di Sengkaling Malang Jawa Timur Sinonim : Bombax malabaricum DC., Gossampinus heptaphylla BAKH, Salmalia malabarica (DC) Schott & Endl. Nama Lain : Cottonwood (perdagangan), Kapuk hutan (Indonesia), Randu agung (Jawa). Penyebaran : Dari Pakistan dan India kemudian Myanmar, Indochina, China, Taiwan, Thailand, Jawa, Kalimantan (Sabah), Philipina, Sulawesi, Maluku, Papua dan Australia bagian Utara. Batang besar tergolong raksasa rimba dengan tinggi sampai 45 m dan besar batang 4 meter dengan banir-banir lebar dan alur-alur menaik tinggi, selain itu batangnya tegap bagaikan tiang dan bertajuk jarang yang terbentang agak tinggi. Di Jawa tumbuh dibawah ketinggian 900 mdpl. Menurut Ny. Kloppenburg cairan yang keluar dari akar-akar setelah diiris sebelum matahari terbit dapat dipakai sebagai obat minuman untuk sariawan dan seduhan dari kulit akarnya yang dimemarkan itu diminum untuk meredakan rasa panas dalam daerah lambung. Penggunaan : Kapuk tergolong...

PELATIHAN K3 DAN PEMAKAIAN APD BAGI PEKERJA PERSEMAIAN KAM KTI

Persemaian ( nursery ) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari penanaman hutan sehingga persemaian memegang peranan sangat penting dan merupakan kunci utama dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut sebaiknya disemaikan terlebih dulu. Pemilihan Lokasi Persemaian Keberhasilan persemaian benih ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persem...

Tanaman KSU Alas Mandiri KTI sudah bersertifikat FSC™!

Sejak pertama kali dibentuk pada tahun 2007 silam akhirnya KSU Alas Mandiri KTI berhasil mendapatkan sertifikat FSC™   dari Soil Association Woodmark Inggris pada tanggal 22 November 2008 dengan kode registrasi SA-FM/COC-002083 (cek di http://info.fsc.org/ ). Artinya bahwa KAM KTI telah memenuhi 10 prinsip dan kriteria pokok FSC™ untuk mendapatkan sertifikat ini. Bukannya tanpa alasan kenapa kami membanggakan diri, karena memang tidaklah mudah untuk mendapatkan sertifikat ini dengan skema FSC™ yang berbasis hutan masyarakat. Menurut pengalaman kami selama proses penilaian tidaklah semudah yang dibayangkan yang hanya memenuhi 10 prinsip dari FSC™ karena setelah ditelusuri lebih detail mungkin lebih dari 50 aturan, syarat dan ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah lokal maupun pemerintah pusat. Pada awal pengajuan sertifikasi KSU Alas Mandiri KTI mempunyai luas lahan 152,60 ha dengan anggota sebanyak 265 orang yang tersebar di 10 desa dan 2 kecamatan di Kabupaten Proboli...