Persemaian (nursery) adalah tempat atau areal
untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi
bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan
kegiatan awal di lapangan dari penanaman hutan sehingga persemaian memegang
peranan sangat penting dan merupakan kunci utama dalam upaya mencapai
keberhasilan penanaman hutan.
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung
(direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan
terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan
biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan
jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau
jumlahnya terbatas, maka benih tersebut sebaiknya disemaikan terlebih dulu.
Pemilihan Lokasi
Persemaian
Keberhasilan
persemaian benih ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena
itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai
berikut :
1. Lokasi
persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5
%
2. Diupayakan
memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim (dekat
dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).
3. Kondisi
tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandung tanah liat.
4. Berdekatan
dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, untuk menghindari kerusakan bibit
pada waktu pengangkutan.
Lokasi Persemaian baru KSU Alas Mandiri KTI adalah di Desa
Puspan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo
TEKNIS PEMBUATAN BIBIT
|
Langkah-Langkah
Penyemaian Benih
1. Penaburan
Kegiatan
penaburan bertujuan untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan
menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung
terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan
bibit yang baik pula dan menghasilkan tegakan yang berkualitas.
Bahan dan
alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut
:
1. Benih
Pada umumnya tanaman
hutan jenis kayu produksi seperti sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji yang
dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang
berasal dari induk tanaman yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik,
bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun
penyakit.
Perlakuan benih
Sehubungan dengan
biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah
apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan, sebaiknya
dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : benih
direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu,
benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan.
untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
2. Bedeng
tabur/bedeng kecambah
Teknik pelaksanaan,
bedeng tabur dapat dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan
ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm..
kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar
media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya
penyakit pada kecambah. Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah
benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh
prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau
sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan. Penaburan
ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya dengan jarak 5 cm
antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Setelah kecambah berumur 7
– 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.
3. Media Tabur,
campuran pasir dengan tanah 1 : 1
4. Peralatan
penyiraman
5. Tersedianya
air yang cukup dan sebagainya.
2. Penyapihan Bibit
Langkah-langkah
kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :
1. Siapkan
kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil pada bagian
sisi-sisinya.
2. Masukkan media tanam yang berupa campuran
tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur,
jumlah pasir dikurangi.
3. Setelah media tanam tercampur merata,
kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah
kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.
4. Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai
pada saat kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan
pemeliharaan secara intensif.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan
yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
- PenyiramanPenyiraman yang
optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada bibit. Penyiraman
dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle.
Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak
dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke
areal terbuka dan hari yang panas.
2. Pemupukan
Pemupukan dilakukan
dengan menggunakan larutan "gir", sebagai berikut :
Disiapkan drum bekas
dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾
bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama
seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.
Dosis pemupukan
sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70
– 125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.
3. Penyulaman
Penyulaman dilakukan
apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit
sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
4. Penyiangan
Penyiangan terhadap
gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan
alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit
terganggu.
5. Pengendalian
Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang
biasa menyerang bibit adalah semut, belalang, ulat, dan cacing, sedangkan
yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
6. Seleksi bibit
Kegiatan seleksi
bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dikirim ke lapangan,
maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik
pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dikirim
ke lapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya
dilakukan pemeliharaan yang lebih intensif guna memacu pertumbuhan bibit
sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai
kualitas yang merata.
(informasi dari berbagai sumber)
|
Selain mengenai teknis
persemaian, pada acara pelatihan kali ini juga disosialisasikan mengenai
pentingnya K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) bagi para
pekerja persemaian, yang bertujuan untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan persemaian KSU Alas mandiri KTI. Sosialisasi ini antara lain
mengenai pentingnya mengikuti prosedur pada saat bekerja dan penggunaan APD
(alat pelindung diri) pada saat bekerja. K3 merupakan tanggung jawab bersama
antara KAM KTI dan seluruh pekerja yang berada dalam lingkup pengelolaan hutan
lestari.
APD yang dipergunakan di lokasi persemaian tidak jauh
berbeda dari standar APD pada operasional pengelolaan hutan lainnya, yaitu
sepatu (boots), sarung tangan, masker, kacamata kerja (goggle) dan helm kerja.
Penggunaan APD ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, antara
lain :
1.
1. Kegiatan pengisian
polibag, pembuatan bedeng tabur, pembuatan lokasi penanaman bibit, APD yang
dipergunakan antara lain sepatu/boots, sarung tangan, masker dan helm kerja.
2. 2. Kegiatan penaburan
benih, pemindahan semai, penyulaman, penyiraman, dan penyiangan gulma, APD yang dipergunakan adalah sepatu/boots dan
masker
3. 3.Kegiatan pemupukan dan
pengendalian hama, APD yang digunakan antara lain sepatu/boots, sarung tangan,
masker, kacamata/goggle dan helm kerja.
Penggunaan APD
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan pada saat bekerja. Namun apabila terjadi kecelakaan pada saat
bekerja di persemaian, misal terjadi keracunan pada saat proses
pemupukan/penyemprotan hama, maka bentuk pertolongan pertama yang bias dilakukan
antara lain :
- Jika bahan kimia yang dipergunakan terkena mata
segera di cuci dengan air bersih mengalir.
- Jika keracunan obat pestisida/pupuk, maka korban diberikan minum
sebanyak-banyaknya (air kelapa jika memungkinkan) dan jika keracunan berlanjut akan
dirujuk ke balai pengobatan terdekat.
**SAFETY FIRST !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar