Berdasarkan kriteria 4.2 dalam standar FSC, dalam
kegiatan pengelolaan hutan lestari KAM KTI diharuskan memiliki program untuk
meningkatkan kesadaran mengenai penyakit-penyakit dan wabah-wabah endemik untuk
daerah tersebut yang dapat menyerang para pekerja hutan atau keluarga mereka, tindakan-tindakan
yang harus diambil untuk pencegahan dan pengendalian penyakit-penyakit dan
wabah-wabah endemic dan UPH harus secara proaktif meningkatkan kesehatan
masyarakat dengan bekerja sama dengan lembaga kesehatan.
Hasil konsultasi dengan Kepala Puskesmas Kecamatan
Krucil, dr. R. Basuki, pada tanggal 24 Agustus 2016, tidak ada isu mengenai penyakit
dan wabah endemik di area kerja KAM KTI.
Wabah
adalah kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak
orang, juga untuk menyebut penyakit yang menyebar itu. Epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang
diduga. Pandemi adalah keadaan di mana suatu penyakit, frekuensinya dalam
waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang
luas. Penyakit yang umum terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada
suatu populasi disebut sebagai endemik.
Kata
endemik berasal dari bahasa yunani yaitu en
yang berarti di dalam dan demos yang berarti rakyat. Jadi suatu masalah penyakit dikatakan sebagai endemik pada
suatu populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar. Suatu infeksi penyakit
dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang terinfeksi penyakit tersebut
menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata).
Berikut
adalah contoh penyakit endemik di beberapa daerah di Indonesia, yaitu:
1. Demam
Berdarah Dengue (DBD)
2.
Malaria
3. Chikungunya
4. Kaki
Gajah (Filariasis)
5.
Tuberkulosis (TBC)
6. Lepra
7. Diare
Dalam beberapa kurun waktu terakhir, terdapat
fenomena kesehatan yang cukup mengkhawatirkan yaitu penyebaran HIV/AIDS. Jumlah penderita (HIV/AIDS) di Kabupaten
Probolinggo terus bertambah. Sejak kasus ini ditemukan pada tahun 2000 silam, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten
Probolinggo, pada tahun 2013 jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 623 penderita
dengan rincian 361 laki-laki dan 262 perempuan. Pada akhir tahun 2014 sebanyak
807 orang di Kabupaten Probolinggo terpapar HIV/AIDS., dimana 528 penderita
masih hidup dan sisanya 279 penderita sudah meninggal. Dan pada tahun 2015
penderita HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo mencapai 1.030 orang. Hal ini
menjadi ancaman serius Pemkab Probolinggo untuk melakukan antisipasi dan penanganan
untuk menekan laju kenaikan penderita yang dinyatakan positif menderita
HIV/AIDS yang tiap tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Data
itu juga merinci, pengidap HIV/AIDS didominasi oleh perempuan yang mayoritas
adalah ibu rumah tangga. Jumlahnya tersebar di 24 kecamatan di kabupaten
Probolinggo.
Beberapa daerah di Kabupaten Probolinggo yang
paling banyak penderita HIV AIDS yakni di Kecamatan Paiton, Kraksaan, Besuki,
Dringu dan Krucil.. Penderita HIV/AIDS ini didominasi oleh usia produktif antara 21-44
tahun yang mencapai 72,8% penderita. (Data : Portal Pemkab
Probolinggo & BANGSAONLINE.com)
Pada
acara pertemuan FK di Desa Guyangan, Kecamatan Krucil pada 27 Agustus 2016,
kami berkesempatan memperoleh sosialisasi mengenai HIV/AIDS dari narasumber
Dinas Kesehatan (Puskesmas) Kecamatan Krucil. HIV (Human Immuno-deficiency Virus)
adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan menimbulkan
AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala
penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh virus HIV, yang akan
menyebabkan pengidap HIV (ODHA)
rentan dan mudah terjangkit macam-macam penyakit.
HIV
terdapat dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti dalam
darah, air mani, atau cairan vagina. HIV/AIDS ini bisa menular melalui hubungan
seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindung dengan pengidap HIV, transfusi
darah atau penggunaan alat suntik, alat tatto, pisau cukur yang tercemar HIV
dan ibu pengidap kepada bayi yang dikandungnya. Kelompok perilaku resiko tinggi
terinfeksi HIV yaitu pengguna napza suntik (IDU) dan pasangannya, wanita/lelaki/waria
penjaja seks, pasangan maupun pelanggannya. IMS (infeksi menular seksual) dan
HIV hanya dapat dicegah dengan menjauhi seks bebas, bersikap saling setia, pencegahan
dengan kondom, menghindari penggunaan narkoba dan edukasi terkait bahaya dari
HIV/AIDS.
Biasanya
tidak ada gejala khusus pada orang yang terinfeksi oleh HIV dalam waktu 5-10 tahun. Setelah itu, AIDS mulai
berkembang dan menunjukkan gejala seperti kehilangan berat badan secara drastis,
diare yang berkelanjutan, pembengkakan pada leher dan atau ketiak dan batuk
terus menerus. Namun apabila terdapat orang yang memiliki gejala di atas bukan
berarti orang tersebut terinfeksi HIV, satu-satunya cara untuk memastikan
adalah melalui tes darah. Sampai
kini memang belum ada obat yang menyembuhkan secara total penyakit yang menyerang
sistem kekebalan tubuh itu, dan untuk mengurangi penyebaran angka HIV/AIDS,
diperlukan keterlibatan semua pihak, terutama dukungan keluarga dan pendampingan
lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Meski demikian, ada obat yang dapat
menekan pertumbuhan virus HIV, sehingga mampu menghambat perkembangannya dan
akan memperpanjang usia harapan hidup penderita HIV/ AIDS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar