Pada
acara pertemuan rutin bulanan FK yang bertempat di rumah Bapak H. Abdul Kalim
(selaku FK/Ketua Kelompok PS-2), kami berkesempatan memperoleh sosialisasi
mengenai K3 dan penanganan serta tindakan pencegahan wabah penyakit dari
narasumber Pustu Desa Ranugedang, Kecamatan Tiris.
Pentingnya
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja dalam kegiatan operasional pegelolaan
hutan lestari merupakan tanggung jawab bersama antara KAM KTI dan seluruh
pekerja. Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi sebelum seseorang melakukan pekerjaan adalah salah satu tindakan
antisipasi/pencegahan terjadinya kecelakaan kerja. APD standar yang tersedia di
kelompok antara lain berupa sepatu boots, helm kerja, sarung tangan, masker,
kacamata kerja/goggle, dan earplug yang dipergunakan sesuai dengan kebutuhan
dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Kesadaran mengenai penggunaan helm juga
perlu ditingkatkan mengingat tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas dan sebagian
besar mobilitas karyawan, anggota dan masyarakat sekitar serta adalah
menggunakan sepeda motor.
Apabila terjadi kecelakaan kerja di lapangan
yang berkaitan dengan kegiatan KAM, maka penanganannya akan dikoordinasikan
oleh FK/petugas setempat. Untuk kecelakaan ringan, tersedia peralatan P3K di
kelompok, namun apabila memerlukan penanganan yang lebih serius, segera dirujuk
ke balai pengobatan/puskesmas terdekat.
Tidak ada kejadian penyakit dan wabah endemik
di wilayah kerja KAM KTI misalnya penyakit demam berdarah dengue atau wabah
diare seperti yang terjadi di daerah lainnya. Namun peningkatan kesadaran
mengenai penyakit dan wabah endemik kepada para anggota dan pekerja sangatlah
penting sebagai sebuah upaya antisipasi dan pencegahan.
Penyakit
demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akut akibat infeksi virus dengue
pada manusia. Infeksi virus ini dibawa oleh nyamuk yang dikenal dengan sebutan Aedes Aegypti serta Aedes Albopictus betina. Orang yang berisiko terkena demam berdarah
adalah orang yang tinggal di daerah pinggiran dan kumuh, orang yang tinggal di
lingkungan yang lembab, serta anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Gejala
seseorang terkena demam berdarah adalah demam tinggi (38-40oC) yang
berlangsung 2 sampai 7 hari. Kepala akan terasa sangat sakit, terdapat
bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah, pendarahan pada
hidung dan gusi, mudah timbul memar pada kulit.
Tindakan pencegahan demam berdarah
dapat dilakukan dengan memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah dengan
cara melakukan PSN (pembersihan sarang nyamuk). Berikut cara mudah untuk
mencegah demam berdarah, yaitu melalui aplikasi 3M:
- Membersihkan dan menguras tempat penyimpanan air seperti bak mandi,drum, dan lain-lain minimal seminggu sekali. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan serbuk ABATE ke dalam genangan air tersebut.
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah, pasir atau adukan semen
- Mengubur atau membuang barang-barang bekas ataupun sampah pada tempatnya
Diare (diarrhea) adalah
sebuah penyakit
di saat tinja
atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling
sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara
berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian
balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya. Penyakit
diare sering terjadi pada masyarakat yang memiliki lingkungan kumuh (kurang bersih).
Diare terjadi karena adanya iritasi pada bagian usus besar hingga anus,
sehingga ketika buang air besar tinja yang dikeluarkan cair. Kondisi ini dapat
merupakan gejala
dari luka, penyakit,
infeksi virus
dan racun bakteria,
alergi
(fructose,
lactose),
kelebihan vitamin C,
mengonsumsi Buah-buahan
tertentu, alcohol, makanan yang asam, pedas, atau bersantan secara berlebihan. Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi
tempat pengungsian yang buruk serta kondisi rumah yang masih kotor terkena
genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan mudahnya terjadi
wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa
membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan
mengalami gangguan. Diare akan semakin berbahaya jika terjadi pada anak-anak Perawatan
untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk
menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit
untuk menyediakan garam
yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit
dan tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah
menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun terakhir.
Tangan
merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung
dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun. Sebuah hasil
studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan
menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare. Oleh karena
itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun. Demikian halnya
setelah selesai buang air besar. Usahakan meminum air yang sudah direbus hingga
mendidih agar semua bakteri penyakit tidak masuk ke dalam tubuh. Segera
bersihkan tempat tinggal dari sisa sampah jika terjadi bencana alam. Segera
buang tumpukan sampah agar tidak menggunung dan jadi sarang penyakit.**(materi
sosialisasi & copas dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar