Selasa, 19 Oktober 2010

Rencana Kelola Hutan Lestari KAM KTI

Kapasitas Produksi dan Rencana Tebangan Sengon

Sistem pengaturan tebang yang dipilih KAM KTI adalah sistem pengaturan hasil berdasar etat volume dan luas, artinya etat volume selalu dikontrol dengan etat luas. Pemilihan ini lebih berwawasan konservasi daripada produksi. Dari hasil inventarisasi hutan rakyat tahun 2007 tegakan rotasi pertama sebagai berikut :
Tahun Tebang
2008
2009
2010
2011
2012
Total
JTT/AAC (m3)
2,867
3,207
3,568
3,640
3,402
16,684
Kegiatan Penanaman
Pola tanam yang dilakukan pada prinsipnya mengikuti kondisi lahan. Akan tetapi Unit Manajemen membuat standar jarak tanam untuk tanaman pokok yaitu 6x2 m atau 833 pohon/hektar. Dengan jarak tanam tersebut diharapkan dibawah tegakan sengon masih bisa digunakan untuk tumpang sari tanaman pertanian/semusim selama 3 tahun untuk menambah penghasilan anggota. Hasil penanaman ini akan dijadikan dasar penebangan untuk rotasi berikutnya.
Dari hasil identifikasi dampak lingkungan dibuat rencana dan strategi untuk meminimalisasi dan meniadakan dampak tersebut. Strategi dalam pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
Pengelolaan areal konservasi dan lindung
Sasaran konservasi yang menjadi prioritas adalah (a) pengawetan tanah dan air, (b) menambah biodiversitas, (c) sebagai habitat bagi satwa. Untuk mencapai sasaran tersebut, direncanakan beberapa program, yaitu:
  • Penanaman tanaman tepi (border trees). Jenis tanaman tepi dipilih jenis kayu berdaur panjang minimal 15 tahun (jabon) yang berfungsi pengawetan tanah, batas lahan, habitat satwa khususnya burung, dan manfaat ekonomi lainnya
  • Penanaman tanaman teras dengan Gliricidae dengan tujuan mencegah erosi/longsor pada teras yang rawan longsor dan untu pakan ternak sehingga menjamin ketersediaan pakan bagi anggota pada musim kemarau.
  • Sistem silvikultur tebang pilih untuk areal miring
  • Sosialisasi kepada anggota tentang kelestarian lingkungan dan hewan yang dilindungi.
  • Memasang plang-plang bertema konservasi, misal larangan berburu, dilarang menebang tanaman konservasi, dsb.
Minimalisasi dampak lingkungan
Dari hasil identifikasi dampak lingkungan dibuat strategi minimalisasi dampak lingkungan pada setiap kegiatan operasional hutan yang berpotensi dampak. Strategi tersebut adalah:
  • Kegiatan penebangan sesuai arah tebang dalam SOP
  • Kegiatan penanaman
  • Kegiatan persemaian, tidak menggunakan pestisida yang dilarang. Kaleng bekas pestisida dibuang pada tempat khusus.
  • Perlindungan hutan
Monitoring Dampak Lingkungan dan HCVF
Pada areal kerja KAM KTI juga dilakukan monitoring secara reguler apakah ada perubahan lingkungan atau tidak. Setiap temuan/perubahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan komitmen KAM KTI terhadap lingkungan dicatat dalam form Monitoring Lingkungan dan form Monitoring HCVF.
Evaluasi Dampak Sosial Budaya
Dalam pengelolaan hutan lestari diperlukan pengelolaan dampak sosial budaya terlebih dalam konteks hutan rakyat yang dinamis. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi mengikuti SOP yang telah dibuat dan hasilnya dimasukkan dalam form monitoring. Dari hasil pengamatan kami bahwa sampai saat ini antusiasme masyarakat untuk menjadi anggota KAM KTI masih tinggi sehingga potensi pengembangan dan perluasan kapasitas produksi masih terbuka luas.